Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 3 : Organ Gerak Manusia
Pembelajaran : 1
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia, SBDP
Tujuan pembelajaran:
siswa dapat mengembangkan ide pokok menjadi sebuah paragraf secara tanggung jawab.
Ayo Mengamati
Amatilah ilustrasi gambar pada halaman sebelumnya. Buatlah sebuah cerita berdasarkan gambar-gambar tersebut.
Namun, sebelumnya kamu harus menentukan ide pokok tiap-tiap paragrafnya terlebih dulu.Ide
Pokok:Cerita Berdasarkan Gambar:
- Bahan baku pembuatan gerabah adalah tanah liat
- Tahap pembuatan gerabah menggunakan beberapa teknik
- Tahap finishing gerabah dengan pemberian warna
Bahan
baku pembuatan gerabah adalah tanah liat. Sebelum digunakan tanah liat
harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran. Kemudian tanah yang
telah tercampur ditambahkan air secukupnya dan diulek sampai rata dan
homogen. Selanjutnya bahan gerabah sudah siap dipergunakan untuk
perwujudan badan gerabah.
Tahap pembuatan
gerabah menggunakan beberapa teknik. eberapa teknik pembentukan yang
dapat diterapkan, antara lain : teknik putar (wheel/throwing), teknik
cetak (casting), teknik lempengan (slab), teknik pijit (pinching),
teknik pilin (coil). Setelah gerabah terbentuk selanjutnya adalah proses
pengeringan dapat dilakukan dengan atau tanpa panas matahari. Setelah
kering selanjutnya adalah tahap pembakaran.
Tahap
finishing gerabah dengan pemberian warna. Finishing yang dimaksud
disini adalah proses akhir dari gerabah setelah proses pembakaran.
Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya memulas
dengan cat warna, melukis, menempel atau menganyam dengan bahan lain,
dan lain-lain.
Ayo Membaca
Gerabah dari Pulau Madura
Salah
satu warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya, dan mampu
bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari
tanah bakar yang dibuat secara tradisional. Gerabah juga dikenal dengan
sebutan tembikar. Gerabah konon sudah dibuat manusia sejak mereka hidup
menetap dan mulai bercocok tanam beberapa ribu tahun sebelum tahun
masehi, dan kini masih kita dapatkan di seluruh pelosok Nusantara, tidak
terkecuali di Pulau Madura.
Pada situs-situs
kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang
difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk
keperluan peribadahan serta penguburan mayat. Gerabah yang paling
sederhana dibuat dan dibentuk hanya menggunakan tangan dengan ciri
adonan yang kasar dan bagian-bagian gerabah tersebut masih dipenuhi oleh
jejak-jejak jari. Selain itu, bentuknya kadang tidak simetris.
Tidak
terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai
peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara
tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahuliunya. Kesamaan
pembuatan gerabah di Madura sekarang ini dengan para pendahulunya
adalah proses pembuatan dan bentuknya yang masih tradisional sama
seperti gerabah-gerabah yang dihasilkan pada zaman
terdahulu.Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Madura
adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan
pasir halus. Tanah liat hitam dapat juga dipergunakan tetapi kualitasnya
kurang baik.
Beberapa daerah di Madura menjadi
penghasil gerabah, seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru,
Yangkatan Kyangean, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, dan Blega
Bangkalan. Di antara daerah-daerah tersebut, yang sangat terkenal adalah
Karang Penang Sampang dan Andulang Sumenep. Kedua daerah tersebut
memproduksi gerabah dalam bentuk genteng.
Memang
tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. Hal ini disebabkan
karena tidak semua wilayah di Madura memiliki struktur tanah liat yang
dijadikan bahan dasar pembuatan gerabah. Secara umum, tanah-tanah di
Madura mengandung pasir yang tinggi, karena Pulau Madura dikeliling oleh
pantai, sehingga tidak bisa digunakan untuk membuat gerabah.
Di
antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian
kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara
turun-temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini persaingan
dapat dicegah. Gerabah Madura juga memiliki kekhasan lokal yang
disebabkan oleh keahlian/keterampilan pengrajin, tersedianya bahan,
teknik pembuatan, dan teknik pembakaran. Dengan spesialisasi dan ciri
khasnya itu, banyak kampung diberi nama sesuai dengan nama jenis
tembikar tertentu.
Peralatan pengrajin gerabah
Madura adalah alat-alat tradisional yang tidak jauh bedanya dengan yang
sudah digunakan pada zaman prasejarah. Alat-alat umum adalah cangkul,
linggis, ember, dan alat-alat khusus seperti berikut.
- Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat pembentuk bagian dalam.
- Panempa atau penempa untuk pembentuk dan penghalus bagian luar berupa sekeping papan.
- Pangorek atau pengerok, sejenis sabit bermata miring bertangkai panjang untuk menghaluskan bagian dalam.
- Panyabungan, wadah air untuk menetesi gerabah dengan secarik kain agar mudah dihaluskan.
- Pangeled, secarik kain untuk membentuk bibir gerabah.
- Pangajakan, sejenis nyiru untuk ayakan pasir.
- Pangabuan, tempat abu.
- Panompal, alat menyisikan abu dari pembakaran.
- Wer-kower, galah berujung kawat lengkung.
- Pamatong, sejenis pisau atau kawat pemotong tanah liat.
- Pungku, pembakaran gerabah.
Adapun
proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus
dilakukan secara berurutan. Proses pembuatan gerabah tersebut sebagai
berikut.
- Menyiapkan bahan berupa tanah liat.
- Mengaduk tanah liat dengan dicampur air.
- Setelah jadi adonan, diambil per bongkahan untuk dibuat bentuk kasar.
- Dengan menggunakan kain pangeled, bibir atau pinggiran bongkahan dibentuk sehingga bulat melingkar.
- Bila yang dibuat sejenis periuk, maka ketika pinggiran atau bibir sudah jadi lalu diangin-anginkan. Baru kemudian membuat bagian perut yang terpisah dengan bibir, kemudian setelah jadi perut dan bibir disambung dan diperhalus.
- Bila yang dibuat bertelinga atau bertangkai, maka dibuatkan telinga atau tangkai untuk kemudian ditempelkan atau digabungkan dan diperhalus.
- Setelah halus dan diteliti kesempurnaannya, kemudian dijemur atau dibakar hingga benar-benar kering.
- Langkah terakhir setelah kering adalah dibersihkan. Namun untuk beberapa daerah ada yang masih menyempurnakannya dengan cat yang berasal dari lumpur.
Keberadaan
pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik
untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum. Pemakai gerabah
Madura memperoleh banyak keuntungan seperti harga murah, anti karat,
mudah dibersihkan, dan mengurangi polusi. Di samping itu, juga dapat
menyerap banyak tenaga kerja. Kerajinan gerabah ini juga merupakan salah
satu cara melestarikan warisan budaya yang telah turun menurun.
Mengingat manfaat-manfaatnya tersebut, maka pelestariannya perlu
mendapat perhatian kita semua. Salah satu caranya dengan menjaga
kualitas.
Meski gerabah masih tetap diproduksi,
tetapi dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern.
Produk-produk modern tersebut tidak hanya proses pembuatannya yang
modern, namun juga menggunakan bahan-bahan yang lebih praktis dan lebih
tahan lama, seperti dari plastik, karet, besi, dan aluminium. Akibatnya,
lambat laun menggeser keberadaan gerabah. Para pengrajin pun juga
terancam.
Ayo Menulis
Berdasarkan bacaan di atas, temukan ide pokok masing-masing paragraf.
Paragraf | Ide Pokok |
---|---|
1 | Salah satu di antara warisan karya budaya yang sangat tua, luas persebaranya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional. |
2 | Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat |
3 | Tak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahulunya. |
4 | Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajain di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus. |
5 | Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakaporan, Blega Byangkalan, dan lain-lain. |
6 | Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. |
7 | Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat baryang-baryang yang sudah ditentukan secara turun temurun atau spesilaisasi |
8 | Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah. |
9 | Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan |
10 | Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum |
11 | Meski gerabah masih tetap diproduksi, namun dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern. |
Ayo Berlatih
Kamu sudah bisa menentukan ide pokok dari sebuah bacaan, sekarang kembangkan ide-ide pokok berikut menjadi sebuah paragraf.
Ide Pokok | Paragraf |
---|---|
Tanah liat banyak kegunaannya. | Salah satu jenis tanah yang banyak memiliki manfaat adalah tanah liat. Tanah liat dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis kerajinan gerabah seperti vas, poci, dan lain sebagainya. |
Proses pembuatan gerabah dari tanah liat | Agar dapat menghasilkan gerabah yang bagus, tanah liat haruslah melalui beberapa proses pengolahan terlebih dulu. Tanah liat dibuat adonan dengan mencampur air kemudian diaduk dan dibolak-balik agar lebih pekat dan lengket. Tujuannnya adalah untuk mengeluarkan udara dalam tanah, agar mudah dibentuk, dan hasilnya tidak mudah retak. Setelah adonan tanah liat jadi, baru kemudian masuk pada tahap pembentukan dengan menggunakan berbagai macam teknik dan alat. Hingga pada akhirnya tanah liat yang sudah berbentuk tersebut dibakar dalam waktu dan suhu tertentu. |
Macam-macam peralatan yang terbuat dari tanah liat. | Banyak barang-barang di sekitar kita yang terbuat dari tanah liat. Seperti asbak, vas bunga, kendi, teko dan cangkir. Bahkan ada juga meja dan kursi yang terbuat dari tanah liat. Barang-barang yang terbuat dari tanah liat memiliki nilai seni dan keindahan tersendiri dibandingkan dengan barang-barang yang terbuat dari bahan lainnya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar